Wednesday, April 12, 2006 | 2:37 PM

Nyaris terjun ke jurang


Kejadian kualami sekitar bulan Mei 1999, harinya Sabtu, berarti belum genap setahun aku kerja di Puskesmas.

Ceritanya hari itu aku harus rapat dinas di Tasikmalaya, dalam rangka menyambut mahasiswa dari Univ Atmajaya yg mau praktek lapangan di Puskesmas, kebetulan Pkm Cibalong jadi salah satu obyeknya.

Sebelumnya aku mau mboceng Pak Iing, petugas kesling yg kebetulan mau rapat juga di Tasik, tapi ragu-ragu sebab jarak yg cukup jauh (30 km) kalau ditempuh dgn sepeda motor plus jalan yg berkelak kelok membuatku membatalkan niat.

Akhirnya aku berangkat naik bis bareng Bu Bidan Neni yg mau rapat juga di Tasik.
Oh ya, sebenarnya aku punya mobil pribadi, mobil dinas kebetulan nggak punya, cuma karena aku nggak bisa nyupir, dan staf Pkm pun nggak ada yg bisa nyupir, maka mobilku sering nganggur di garasi. Kebetulan hari minggunya aku ada rencana datang ke undangan pernikahan anak dokter senior di Tasik, maka hari Minggu saja aku niatkan ke Tasik pake mobil dgn disopiri Bides Delis,...kasihan kan kalau dia tiap hari mesti nganter aku ke Tasik.

Setelah itu naik bis yg kebetulan agak penuh jadi kami nggak dapat tempat duduk. Tak berapa lama ada beberapa penumpang yg turun sehingga aku akhirnya dapat tempat duduk dibaris agak depan.
Sesampai di daerah Kawalu, tiba-tiba kudengar suara ban meletus dgn keras, akhirnya braakkkkkkkkkk, tak ingat apa-apa lagi, sesaat kemudian baru aku temukan serpihan kaca mata dipangkuanku dan kerudungku ternoda darah. Cepat-cepat aku turun dari bis dan mendapati bu Bidan sudah turun juga, tanpa menunggu lama kami menyetop angkot minta diantar ke Puskesmas terdekat (padahal angkotnya nggak lewat situ).

Alhamdulillah kami segera ditolong oleh petugas Pkm kawalu & dr Dadang, tapi beliau langsung merujuk ke RS berhubung lukaku di bibir yg harus dijahit dgn benang khusus, juga perlunya rontgen, dsb.

Wah jangan ditanya deh pelayanan di RSU, yg namanya UGD juga nggak bisa cekatan padahal banyak darah yg keluar, juga sakit di seluruh badan. Alhamdulillah karyawan Pkm Cibalong banyak membantuku untuk menenangkan diri, Pak Dedi, dari Dinkes menanyakan no telp suami di Bogor, dsb.
Setelah menunggu sekitar 1 jam baru giliranku diperiksa, lalu dokter memutuskan bibirku dijahit,...uh bayangin biasa njahit sekarang aku sendiri harus merasakannya,...pertama disuntik bius lokal,...hik hik sakitnya, tapi setelahnya aku nggak merasakan apa-apa waktu dijahit, selesai aku mendapat 3 jahitan dalam dan 5 jahitan luar, setelah itu dilakukan foto Rontgen untuk kepala, lutut. Alhamdulillah semuanya baik.

Nggak mau lah aku cerita ttg pelayanan RSU Tasikmalaya selama aku dirawat disana,...kehel pisan.
Ttg kecelakaan itu sendiri ternyata ban bis meletus, rem blong membuat pengemudi bis nggak bisa menguasai bisnya di turunan dan akhirnya menabrak pinggir jembatan, kalau liat posisi bis itu sih spt bagian dpn bis menggunting sisi jembatan,....untung nggak nyemplung ke jurang.Alhamdulillah.

Anyway banyak sekali hikmah dari kejadian itu, meski sempat membuatku trauma naik angkutan umum.


Image hosted by Photobucket.com

0 comments